little story to share: poetry for him

Pages

Kamis, 15 Juli 2010

0

poetry for him

Backsound : Pink ( I Don’t Belive You), The Cranberries ( Linger), Indah Pertiwi ( Baru Aku Tau), Linkin Park (Not Alone)
Mencintaimu itu berat ,seperti menanggung beban seluruh dunia di pundakku, mungkin berlebihan menurutmu, tapi percayalah, itulah hal yang kurasakan. Namun disaat bersamaan, mencintaimu, membantuku melewati segala beban berat dipundakku ini.
Menyayangimu, memilikimu, dapat menyentuh rambutmu, wajahmu...
Melihat tatapan mata penuh pengertian yang selalu kamu berikan. Permohonan bodohku yang selalu kamu kabulkan. Membuatku terkadang melunjak dan seperti kehilangan rasa tahu diri. Kau tetap ada, tetap datang, sabar, dan dengan penuh pengertian berusaha menempatkanku kembali ke tujuan yang benar.
Melihat tatapan memohonmu yang terkadang membuatku sangat marah.
Tidak adakah kepercayaan dirimu ntuk membantah setiap kata – kataku, untuk menunjukkan bahwa, kau bisa tanpaku?????
Dan kau menunjukkannya. Sekali itu. Dan membuatku, benar – benar terpuruk,
Yah, benar kata teman – temanmu. Aku, Si bengis manja yang tidak tau terimakasih. Si egois yang tidak pernah memperdulikan perasaanmu. Orang tak tau diri yang tidak tau balas budi, dan kau menunjukkan padaku, bahwa kau bisa memiliki yang jauh lebih baik dariku.
Aku, dengan egoku yang jauh lebih besar dari apapun saat itu, berusaha menjadi tegar. Buah yang kupetik dari bibit yang aku tanam sendiri. Aku berusaha mengeraskan wajah dan hatiku, sebenarnya, hatiku sakit setiap melihatmu, hatiku perih setiap mendengar cerita tentang kalian berdua. Sungguh menyesal aku memperlakukanmu begitu semena – mena.
Baru aku sadari. Kau menghilang. Aku rasa, kau sudah pergi, tidak untuk bersamaku lagi.
Kemudian, kamu menghubungiku, menanyakan, bagaimana kabarku.
Tau, saat itu aku sangat senang. Tapi egoku memaksaku. Aku bersikap seolah aku tak perduli.
Dan kau semakin bersikap tak perduli.
Aku menagis, selalu memohon apabila ada waktuku untuk kembali. Aku ingin kembali denganmu. Melupakan semua hal – hal yang dulu membuatku kuat meninggalkanmu.
Kemudian, aku mendengarnya, seperti kabar burung yang terbawa bersama keberuntunganku. Kamu tidak lagi dengan dia. Kamu bilang, kamu tidak punya perasaan lagi padanya, karena dari awal, dia adalah persinggahan yang kamu gunakan untuk menyingkirkan aku. Aku bersyukur. Karena tidak berhasil bagimu.
Kembali, kamu menghubungi aku.
Disini, egoku masih berjalan, namun tidak seperti kemarin.
Aku mulai mengerti, betapa tergantungnya aku padamu, betapa aku selalu dan terlalu mengandalkanmu disetiap hal dan disetiap keputusan yang aku buat, dimana, kau adalah orang yang bisa kuandalkan selain keluargaku. Betapa tergantungnya aku, pada pendapatmu, semangatmu, walaupun terkadang, pola dan pemikiran kita sangat jauh berbeda, namun terkadang, kamulah yang membantuku mengerti hal – hal yang tidak dapat kumengerti dengan logikaku.
Kepalaku yang keras, dan pola pikirku yang terlalu langsung pada tujuan, tanpa melihat perasaan orang lain ini, kaulah yang menyadarinya. Dan kau yang menyadarkan aku, akan apa yang baik dan apa yang tidak baik untuk aku lakukan.
Beruntungnya, kau milikku lagi. Setelah ini, mungkin aku akan kembali seperti dulu, si egois bengis yang tidak tau balas budi. Tapi akan kuingat kembali, saat – saat dimana aku pernah terpuruk karena kehilanganmu. Aku pernah sakit karena melihat kau menjadi milik orang lain.
Pelajaran yang bisa kupetik adalah, kau, adalah, orang yang paling mengerti diriku.
Seperti kepingan puzzle yang diciptakan untuk saling melengkapi satu sama lain.
Terimakasih untukmu.
Lelaki yang sudah menemani hidupku selama hampir 5 tahum
Bion (panggilanya waktu SMP ^,^)

0 komentar:

Posting Komentar